Minggu, 15 Juli 2012

Softskill 5#

Jenis – Jenis Perencanaan
a.   Perencanaan Strategis
Adalah perencanaan jangka panjang yang dipusatkan pada organisasi secara keseluruhan. Wirausahawan memandang organisasi sebagai satu unit total dan memutuskan apa yang hendak dilakukanyan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasinya. Perencanaan jangka panjang wirausahawan adalah mencoba menentukan apa yang akan dilakukan oleh organisasi agar berhasil dalam kurun waktu 3 sampai 5 tahun mendatang.
o    Definisi Strategis
Adalah suatu rencana luas dan umum yang dikembangkan untuk mencapai tujuan organisasi jangka panjang. Strategi adalah hasil akhir dari perencanaan strategis. Agar strategi bisa berdaya guna , ia harus konsisten dengan tujuan organisasional yang pada akhirnya harus konsisten dengan maksud organisasional.
o    Manajemen Strategi
Walaupun perumusan strategi adalah salah satu langkah dalam proses manajemen strategis, perumusan strategi lebih banyak mendapatkan perhatian dalam literatur manajemen dibandingkan proses lainnya.
b.   Perencanaan Taktis
Adalah perencanaan jangka pendek yang menekankan pada operasi berbagai bagian organisasi yang sedang berjalan. Wirausahawan menggunakan perencanaan taktis untuk menguraikan apa yang harus dilakukan oleh berbagi bagian dari organisasi untuk mencapai keberhasilan pada jangka waktu satu tahun atau kurang.
Wirausahawan memerlukan perencanaan strategis maupun taktis, tetapi kedua program tersebut harus saling berhubungan agar tercapai suatu keberhasilan. Perencanaan taktis hendaknya dipusatkan pada apa yang akan dilakukan dalam jangka pendek untuk membantu mencapai tujuan jangka panjang yang ditentukan dengan perencanaan strategis. 
·      Pendekatan –Pendekatan Dalam Perencanaan
a.   Pendekatan Probabilitas Tinggi
Pendekatan probabilitas tinggi perencanan didasarkan pada filsafat bahwa seharusnya terdapat probabilitas tinggi bahwa organisasi tidak bias mencapai keberhasilan. Perencanaan menggunakan pendekatan probabilitas tinggi yang ditunjukkan langsung untuk menjamin tingkat keberhasilan yang bias diterima.
b.   Pendekatan Maksimal
Pendekatan maksimasi didasarkan pada filsafat bahwa organisasi hendaknya mencapai keberhasilan sebesar mungkin. Perencana biasanya menggunakan maksimasi dan secara konstan menggunakan teknik kuantitatif dan paling banyak digunakan adalah model matematis. Perencana membangun model otomatis dari system yang mereka rencanakan dan mendasarkan model tersebut bereaksi dengan perubahan dari luar. Melalui penggunaan model tersebut dn teknis matematis lainnya, perencana pendekatan makimasi mencoba untuk:
1. meminimasi sumber daya yang digunakan untuk mendapat tingkat prestasi (performance) tertentu
2. memaksimumkan prestasi yang bisa dicapai dengan sumber daya yang diharapkan tersedia
3. mendapat keseimbangan biaya (sumber daya yang dikonsumsi) dan manfaat (prestasi) yang terbaik
Pendekatan maksimasi perencanaan seperti pendekatan probabilitas tinggi yang mempunyai keutungan dan kerugian. Keuntungan adalah pendekatan ini secara kontinyu menekankan padapencapaian kuntungan potensial penuh dari organisasi dn mengunakan teknik kuantitatif yang canggih untuk mengembangkan rencananya. Kerugian pendekatan ini yaitu biasanya memperlakukan komponen organisasi sepenuhnya bisa dikuantifikasi dan bisa diprediksi.
c.    Pendekatan adaptasi
Pendekatan adaptasi menekankan bahwa perencanaan yang efektif dipusatkan pada usaha membantu organisasi untuk berubah atau menyesuaikan diri denga variabel eksternal atau internal. Pendekatan ini didasarkan pada filsafat bahwa suatu ketidak mampuan beradaptasi adalah kendala besar bagi keberhasilan orgnisasi.
Perencana yang menggunakan pendekatan ini yaitu:
1. melihat perubahan organisasional yang tidak bisa dihindari
2. memusatkan diri pada antisipasi perubahan masa depan
3. menentukan, melalui analisa organisasional, bagaimana memodifikasi organisasi ketika tiba saat untuk berubah. 
·       Alat – alat Perencanaan
a.   Peramalan (forecasting)
Adalah teknik prediksi terjadinya lingkungan masa depan yang akan mempengaruhi operasi organisasi. Walaupun teknik peramalan yang canggih relatif modern, konsep peramalan bisa ditelusuri kembali sekurang-kurangnya pada literatur manjemen dari Fayol. Arti penting dari peramalan terletak pada kemampuannya untuk membantu wirausahawan mengerti dengan lebih baik perbaikan masa depan dari lingkungan organisasional, yang pada gilirannya membantu wirausahawan untuk merumuskan rencana-rencana yang lebih efektif.
Walaupun suatu proses peramalan organisasional yang lengkap bisa dan biasanya semua tipe peramalan yang disinggung pada paragraf terdahulu, peramalan penjualan dikutip sebagai ”kunci” peramalan organisasional. Ramalan penjualan adalah suatu prediki tentang seberapa tinggi dan rendahnya penjualan selama periode waktu yang diramalkan. Ramalan penjualan adalah ramalan ”kunci” karena ia bertindak sebagai garis pendoman fundamental bagi perencanaan dalam organisasi .
b.   Penjadwalan (scheduling)
Pada dasarnya penjawalan adalah proses perumusan daftar aktivitas yang mendetail yang harus di laksanakan untuk mwencapai tujuan organisasdi. Daftar aktivitas tersebut merupakan bagian integral dari rencana organisasional.
·      Teori organisasi wirausaha
a.    Neo Klasik, teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilag teknologis, dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan.  
b.    Schumpeter’s entrepreneur, Menurutnya, untuk mencapai keseimbangan diperlukan tindakan dan keputusan aktor (pelaku) ekonomi yang harus berulang-ulang dengan “cara yang sama” sampai mencapai keseimbangan. Jadi kata kuncinya “berulang dengan cara yang sama”, yang menurut Schumpeter disebut “situasi statis”, dan situasi tersebut tidak akan membawa perubahan. Schumpeter berupaya melakukan investigasi terhadap dinamika di balik perubahan ekonomi yang diamatinya secara empiris akhirnya beliau menemukan unsur eksplanatory-nya yang disebut “inovasi“. Dan aktor ekonomi yang membawa inovasi tersebut disebut entrepeneur. Jadi entrepreneur adalah pelaku ekonomi yang inovatif yang akan membuat perubahan. 
c.     Austrian School, Mengutip Adaman dan Devine (2000), masalah ekonomi mencakup mobilisasi sosial dari pengetahuan yang tersembunyi (belum diketahui umum) yang terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi dari kegiatan para entrepreneur yang bersiang. Penemuan pengetahuan tersembunyi merupakan proses perubahan yang berkelanjutan. Dan proses inilah yang merupakan titik awal dari pendekatan Austrian terhadap kewirausahaan. Ketika dunia dipenuhi ketidakpastian, proses tersebut kadang mengalami sukses dan gagal. Namun seorang entrepreneur selalu berusaha memperbaiki kesalahannya. 
d.    Kirzerian Entrepreneur, Kirzer memakai pandangannya Misesian tentang “human action” dalam menganalisis peranan entrepreneural. Singkat kata, unsur entrepreneur dalam pengambilan keputusan manusia dikemukan oleh Om Kirzer Dan dengan memanfaatkan pengetahuan yang superior inilah seorang entrepreneur bisa menghasilkan keuntungan. Petuah lainnya adalah “This insight is simply that for any entrepreneurial discovery creativity is never enough: it is necessary to recognize one’s own creativity“.  
e.     Teori Entrepreneur dari perspektif individu , Beberapa di antaranya adalah : (1) life path change, (2) Goal Directed Behaviour, dan (3)Outcome expectancy.
·      Departementalisasi rentang manajemen
Proses pembentukan manajemen disebut departementalisasi. Pembentukan departemen – departemen tersebut umumnya didasarkan pada faktor situasional  seperti fungsi-fungsi kerja yang dilaksanakan, produk yang dibuat, daerah yang diliput, sasaran konsumen, danproses yang dirancang untuk pembuatan produk.
Rentang manajemen menunjuk pada jumlah individu yang diawasi oleh wirausahawan. Semakin banyak individu yang diawasi wirausahawan makin besar pula rentang manajemen begitupula sebaliknya.
Rentang manajemen dinamakan juga rentang kekuasaan (span of authority ), rentang pengawasan (span of control), rentang supervisi (span of supervision), dan rentang tanggungjawab (span of responsibility).
·      Norma dan etika bisnis
a.    Menurut zimmer (1996:20) , etika bisnis adalah suatu kode etik perilak pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.
b.    Ebert dan icky M Griffin (200:80), etika bisnis adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku etika dari seorang manajer atau karyawan suatu organisasi.
Jadi, Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam berusaha dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam suatu perusahaan.
Selain etika dan perilaku, yang tidak kalah penting yang dalam bisnis adalah norma etika. Menurut Zimmerer (1996:22), ada tiga tingkatan norma etika, yaitu :
  1. Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum hanya mengatur perilaku minimum.
  2. Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arah khusus bagi setiap orang dalam organisasi dalam mengambil keputusan sehari-hari. Para karyawan akan bekerja sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan / organisasi.
  3. Moral sikap mental individual, sangat penting untuk menghadapi suatu keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal
·      Prinsip – prinsip etika dan perilaku bisnis
Ada 8 prinsip-prinsip etika dan perilaku bisnis ,yaitu : 
  1. Kejujuran (Honesty)
  2. Memegang prinsip (Integrity)
  3.  Memelihara janji (Promise Keeping)  
  4. Kesetiaan (Fidelity)
  5. Kewajaran (Fairness)
  6. Suka membantu orang lain (Caring for other)
  7. Hormat kepada orang lain (Respect for other) 
  8. Warga negara yang bertanggung jawab (Responbility citizenship)   
  9. Mengejar keunggulan (pursuit of excellence) 
  10. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability)
·      Cara – cara mempertahankan standar etika bisnis dalam wirausaha ?
Cara-cara memepertahankan standar etika bisnis dalam wirausahaan ada 10 :
  1. Menciptakan kepercayaan perusahaan. Hal ini akan menetapkan nilai-nilai perusahaan yang mendasari tanggung jawab etika bagi stakeholder. 
  2. Mengembangkan kode etik yaitu suatu catatan tentang standar tingkah laku dan prinsip-prinsip etika yang diharapkan perusahaan dari karyawan. 
  3. Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten 
  4. Melindungi hak perorangan 
  5. Mengadakan pelatihan etika  
  6. Melakukan audit etika secara periodi 
  7. Mempertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku, jangan hanya aturan 
  8. Menghindari contoh etika yang tercela setiap saat dan diawali dari atasan 
  9. Menciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah 
  10. Melibatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika
·      Macam – macam tanggung jawab perusahaan terhadap wirausaha ?
Menurut Zimmerer (1996) ada 5 tanggung jawab perusahaan, yaitu :
  1. Tanggungjawab terhadap lingkungan . 
  2. Tanggungjawab terhadap karyawan, seperti menghormati pendapat karyawan, dan memberi umpan balik.
  3. Tanggungjawab terhadap pelanggan, seperti menghasilkan harga yang adil dan layak, menghasilkan barang/jasa yang bermutu tinggi dan tidak merugikan.
  4. Tanggungjawab kepada investor berupa menyediakan pengembalian investasi yang menarik dengan memaksimumkan laba dan melaporkan kinerja keuangan seakurat dan setepat mungkin.
  5. Tanggungjawab kepada masyarakat . Menyediakan dan menciptakan kesehatan dan menyediakan berbagai kontribusi terhadap masyarakat yang berada di sekitar lokasi perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar